Senin, 14 November 2011

Lirik Lagu Soundtrack Drama Korea Full House

sarangur jar morughesso
irohge dagaor jur nan mollaso
ne maum jocha do sarang aphesso nun
ne tudero andwe

irorjur ara doramyun
chom butho shijag haji do anaso
babo chorom ije wasso ya nan dwi nujur huhwerur hajo isso

niga sarangi dweji ahn girur birosso
nomanun jordero ani girur birosso
non sarangi anir gorago sudo obshi narur sogyo wasso
jamshi suchyo ganun iyonigir baresso
aphun sang choman nege namgyo jir thenika
hajiman armyor sodo noui modun goshi yogshim ina

jaku shipojyo

jar mo dwen shijanirago
guroge shwige sengan hesso nunde
onjedun borirsu issir gorago nan midossonunde
otohge nan heya harji odisso buthoge jar modwen gonji
ni sarangur piheya hanunde
ni modunge nomu guriwojyo

niga sarangi dweji ahn girur birosso
nomanun jordero ani girur birosso
non sarangi anir gorago sudo obshi narur sogyo wasso
jamshi suchyo ganun iyonigir baresso
aphun sang choman nege namgyo jir thenika
hajiman armyor sodo noui modun goshi yogshim ina

ijen no animyon amu uimi obnunde
ijen nado narur ochor suga obnunde
norur jiwoya manhanda nun sashir duri onur donar

do himdur gehe

Rabu, 11 Mei 2011

Sosialisasi

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompokatau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

Jenis sosialisasi

Keluarga sebagai perantara sosialisasi primer

Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffmankedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.
  • Sosialisasi primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
  • Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalammasyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.

Tipe sosialisasi

Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda. contoh, standar 'apakah seseorang itu baik atau tidak' di sekolah dengan di kelompok sepermainan tentu berbeda. Di sekolah, misalnya, seseorang disebut baik apabila nilai ulangannya di atas tujuh atau tidak pernah terlambat masuk sekolah. Sementara di kelompok sepermainan, seseorang disebut baik apabila solider dengan teman atau saling membantu. Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe sosialisasi yang ada. Ada dua tipe sosialisasi. Kedua tipe sosialisasi tersebut adalah sebagai berikut.
  • Formal
Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
  • Informal
Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.

Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah kepada pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya. Dalam lingkungan formal seperti di sekolah, seorang siswa bergaul dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan guru dan karyawan sekolahnya. Dalam interaksi tersebut, ia mengalami proses sosialisasi. dengan adanya proses soialisasi tersebut, siswa akan disadarkan tentang peranan apa yang harus ia lakukan. Siswa juga diharapkan mempunyai kesadaran dalam dirinya untuk menilai dirinya sendiri. Misalnya, apakah saya ini termasuk anak yang baik dan disukai teman atau tidak? Apakah perliaku saya sudah pantas atau tidak?
Meskipun proses sosialisasi dipisahkan secara formal dan informal, namun hasilnya sangat suluit untuk dipisah-pisahkan karena individu biasanya mendapat sosialisasi formal dan informal sekaligus.

[sunting]Pola sosialisasi

Sosiologi dapat dibagi menjadi dua pola: sosialisasi represif dan sosialisasi partisipatoris. Sosialisasi represif (repressive socialization) menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif adalah penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan. Penekanan pada kepatuhan anak dan orang tua. Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah, penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan keinginan orang tua, dan peran keluarga sebagai significant otherSosialisasi partisipatoris (participatory socialization) merupakan pola di mana anak diberi imbalan ketika berprilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Dalam proses sosialisasi ini anak diberi kebebasan. Penekanan diletakkan pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak. Keluarga menjadi generalized other.

[sunting]Proses sosialisasi

[sunting]Menurut George Herbert Mead

George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan menlalui tahap-tahap sebagai berikut.
  • Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
  • Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)
  • Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
  • Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

[sunting]Menurut Charles H. Cooley

Cooley lebih menekankan peranan interaksi dalam teorinya. Menurut dia, Konsep Diri (self concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Sesuatu yang kemudian disebutlooking-glass self terbentuk melalui tiga tahapan sebagai berikut.
1. Kita membayangkan bagaimana kita di mata orang lain.
Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki prestasi di kelas dan selalu menang di berbagai lomba.
2. Kita membayangkan bagaimana orang lain menilai kita.
Dengan pandangan bahwa si anak adalah anak yang hebat, sang anak membayangkan pandangan orang lain terhadapnya. Ia merasa orang lain selalu memuji dia, selalu percaya pada tindakannya. Perasaan ini bisa muncul dari perlakuan orang terhadap dirinya. MIsalnya, gurunya selalu mengikutsertakan dirinya dalam berbagai lomba atau orang tuanya selalu memamerkannya kepada orang lain. Ingatlah bahwa pandangan ini belum tentu benar. Sang anak mungkin merasa dirinya hebat padahal bila dibandingkan dengan orang lain, ia tidak ada apa-apanya. Perasaan hebat ini bisa jadi menurun kalau sang anak memperoleh informasi dari orang lain bahwa ada anak yang lebih hebat dari dia.
3. Bagaimana perasaan kita sebagai akibat dari penilaian tersebut.
Dengan adanya penilaian bahwa sang anak adalah anak yang hebat, timbul perasaan bangga dan penuh percaya diri.

Ketiga tahapan di atas berkaitan erat dengan teori labeling, dimana seseorang akan berusaha memainkan peran sosial sesuai dengan apa penilaian orang terhadapnya. Jika seorang anak dicap "nakal", maka ada kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai "anak nakal" sesuai dengan penilaian orang terhadapnya, walaupun penilaian itu belum tentu kebenarannya.

[sunting]Agen sosialisasi

Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan lembaga pendidikan sekolah.
Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan satu sama lain. Apa yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain. Misalnya, di sekolah anak-anak diajarkan untuk tidak merokok, meminum minman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba), tetapi mereka dengan leluasa mempelajarinya dari teman-teman sebaya atau media massa.
Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.
  • Keluarga (kinship)
Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayahibu, saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orabng yang berada diluar anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya pengasuh bayi (baby sitter). menurut Gertrudge Jaeger peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.
  • Teman pergaulan
Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.
Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak sederajat (berbeda usia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan.
  • Lembaga pendidikan formal (sekolah)
Media massa merupakan salah satu agen sosialisasi yang paling berpengaruh
Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity). Di lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.
  • Media massa
Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat kabarmajalahtabloid), media elektronik (radiotelevisivideofilm). Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
Contoh:
  • Penayangan acara SmackDown! di televisi diyakini telah menyebabkan penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus.
  • Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat pada umumnya.
  • Gelombang besar pornografi, baik dari internet maupun media cetak atau tv, didahului dengan gelombang game eletronik dan segmen-segmen tertentu dari media TV (horor, kekerasan, ketaklogisan, dan seterusnya) diyakini telah mengakibatkan kecanduan massal, penurunan kecerdasan, menghilangnya perhatian/kepekaan sosial, dan dampak buruk lainnya.
  • Agen-agen lain
Selain keluargasekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dilakukan oleh institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan. Semuanya membantu seseorang membentuk pandangannya sendiri tentang dunianya dan membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Dalam beberapa kasus, pengaruh-pengaruh agen-agen ini sangat besar.

Sabtu, 09 April 2011

Bawalah cintaku


Sumpah tak ada lagi
Kesempatan untuk ku
Bisa 
bersamamu
Kini ku tau
Bagaimana cara ku
Untuk dapat trus denganmu
Reff:
Bawalah pergi cintaku
Pada ke mana pun kau mau
Jadikan temanmu
Temanmu paling kau 
cinta
Di sini ku pun begitu

Trus cintaimu di hidupku
Di dalam hatiku
Sampai waktu yang pertemukan
Kita nanti
Back to *, Reff
Back to Reff

7 tips menjaga kesehatan gigi agar putih dan seha

Bermasalah dengan tampilan gigi anda, ini ada beberapa tips untuk anada.. semoga bermanfaat.


1. Cara mudah dan sederhana untuk merawat gigi tetap putih adalah menggosok gigi tiga kali sehari dan setiap selesai makan. Namun hati-hati dalam menyikat gigi. Jangan terlalu keras karena itu malah bisa membuat gigi abrasi dan rusak. Lebih bagusnya gunakan sikat gigi elektrik dan atur waktu menyikat gigi selama dua menit.

2. Strawberry adalah buah pemutih gigi yang sangat spesial. Caranya mudah. Hancurkan saja strawberry kemudian tempelkan pada seluruh gigi anda dengan menggunakan jari. Diamkan selama satu sampai dua menit. Setelah itu gosoklah gigi dengan menyeluruh sampai bersih.

3. Gunakan pasta gigi yang berperan sebagai pemutih. Biasanya model pasta gigi seperti ini banyak dijual di pasaran. Namun tentunya butuh waktu yang cukup lama dan perlakuan yang sangat intensif untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Sekarang sebagian besar pasta gigi telah menggunakan enzim dan formula kimia sehingga anda tak perlu ragu untuk mengkonsumsi pasta gigi berpemutih.

4. Rawatlah sebelum terlanjur menjadi rusak. Gunakan sedotan jika anda minum kopi, teh, minuman bersoda dan juga anggur merah. Dengan demikian, minuman tak mengenai gigi secara langsung. Minuman-minuman tersebut biasanya menjadi penyebab kerusakan gigi yang sangat kuat.

5. Yang termudah dan tercepat namun membutuhkan biaya lebih adalah dengan cara bleaching atau pemutihan. Model perawatan gigi semacam ini banyak tersedia di klinik gigi dan klinik kecantikan. Perawatan semacam ini bisa bertahan selama dua hingga tiga tahun. Tapi tetap saja setelah di bleaching, anda harus menjaga makanan dan minuman yang dikonsumsi.

6. Sejumlah zat bisa melekat di gigi anda dengan mudah. Oleh karena itu anda harus mecegah terbentuknya noda gigi atau plak. Gunakan brokoli, daun selada atau bayam untuk mencegahnya. Sayur-sayuran itu terbukti sangat manjur untuk urusan mencegah noda gigi.

7. Perbanyak mengkonsumsi makanan yang berperan sebagai pemutih gigi alami. Contohnya buah dan sayuran. Bahan-bahan alami yang cukup efektif untuk membersihkan gigi di antaranya: apel, wortel dan seledri.

Kamis, 31 Maret 2011

GLOBALISASI

antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi tapal batas negara, untukitulah kita harus siap dengan konsekuensi yang di bawa oleh arus globalisasi.

sebenarnya disatu sisi globalisasi memang membawa dampak negatif tetapi disisi lain globalisasi juga membawa dampak positif, tentunya hal inilah yang harus kita cermati sehingga kita bisa memanfaatkan sesuatu yang positif dari globalisasi dan meninggalkan atau menghindari hal-hal negatif yang dibawa globalisasi. nah kesempatan kali ini ipoet media akan sedikit menginformasikan dampak negatif globalisasi, sedangkan untuk dampak positif globalisasi akan saya tulis di artikel selanjutnya.

dampak negatif globalisasi secara global memang sangat banyak ( mungkin jika di tulis secara detail bisa menghabiskan lebih dari 1 eksemplar buku hehehe ), untuk itu kesempatan kali ini saya hanya akan sedikit menginformasikan dampak negatif globalisasi dari sebuah buku yang telah saya pelajari di masa SMA (sorry bos sebenarnya ambil gampangnya aja, soalnya lagi sibuk urusik sana sini). walaupun bahasan kali ini mengutip dari pelajaran di masa SMA , saya kira informasi ini masih sangat realistis, artinya apa yang saya informasikan ini memang sesuatu yang nyata dari adanya globalisasi.

langsung saja di bawah ini adalah dampak negatif globalisasi dan modernisasi :

a. Pola Hidup Konsumtif

Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada, jika hal semacam ini tidak terkontrol maka bukan tidak mungkin pola hidup konsumtif menjadi keniscahyaan.

b. Sikap Individualistik

Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial (hal inilah yang harus di perhatikan dengan seksama bagi kebanyakan orang seperti saya (blogger), karena hampir setiap saat harus online dan sejenak meninggalkan aktifitas sosial). hal ini dapat diantisipasi dengan sering berkumpul dengan teman, diskusi di forum kampus dan ikut organisasi yang ada disekitar lingkungan kita.

c. Gaya Hidup Kebarat-baratan

Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.

d. Kesenjangan Sosial

Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.

itulah dampak negatif globalisasi, untuk artikel selanjutnysa saya akan sedikit menginformasikan dampak positif dari globalisasi, dan semoga sedikit informasi di atas dapat bermanfaat dan dapat membangunkan kita dari terjangan arus globalisasi yang telah mengombang-ambikan kita di dunia. amin...

DAMPAK NEGATIF GLOBALISASI

Sabtu, 12 Maret 2011

Hari yang lumayan

Hari itu hari sabtu tiba2 ayahku mengajak ku pergi ke jcc buat beli laptop gua udah seneng aja tuh,eh tiba2 gua liat sms tau2nya pemotretan BTS hari itu juga AH gua udah kesel aja tuh ayah gua tiba2 bilang "gak usah ikut deh de" perasaan gua langsung kecewa yg PASTINYA.Trus bunda tiba2 ngomong "bisa kali yah,kita berangkat pagi". Dalam hati gua (Y) haha. Akhirnya gua sama ayah,bunda pergi sesampainya disana gileee beneerrr rame banget trus kami langsung liat2 deh kealem akhirnya ayah memutuskan untuk membeli laptop yh bermerek hp aja bagus kok hehe :p udah deh trus kami memutuskan pulang gara2 ngejar foto BTS. Sebenernya bisa sih lebih lama disana trus juga bisa beli kamera eh gara2 udah kekejar waktu gak jadi deh :(. GILAAAA pas perjalanan pulang MACEETTT BANGEETTT apalagi pas di cirendeu akhirnya gua disuruh bokap jalan dikit abis itu turun di depan belokan gurun trus minta jemput temen. Udah dulu yaaa

Rabu, 02 Maret 2011

Si F :D

Gua pengen banget deket-deket sama dia,palingan temen baik kek gituuuu. Kalo ngeliat beeehhhh rasanya "gimana gitu" dan juga kalo ngeliat shuffle KEREN ABISSSSS. AHHHHHH gua pengen deket-deket dia
Oh iya ngomong-ngomong bsk ada pr gak yaaaa???? WADUH tiba2 gua keinget nilai ulangan mtk gimana nihhhh kalo misalnya sampe ketauan sama bokap-nyokap bisa BERABE urusannya hmmmm -_- masalah datang dengan bertubi-tubi :(

Selasa, 01 Maret 2011

Global Warming

Global warming is when the earth heats up (the temperature rises).  It happens when greenhouse gases (carbon dioxide, water vapor, nitrous oxide, and methane) trap heat and light from the sun in the earth’s atmosphere, which increases the temperature.  This hurts many people, animals, and plants.  Many cannot take the change, so they die.

The greenhouse effect is when the temperature rises because the sun’s heat and light is trapped in the earth’s atmosphere.  This is like when heat is trapped in a car. On a very hot day, the car gets hotter when it is out in the parking lot.  This is because the heat and light from the sun can get into the car, by going through the windows, but it can’t get back out.  This is what the greenhouse effect does to the earth.  The heat and light can get through the atmosphere, but it can’t get out.  As a result, the temperature rises.

The sun’s heat can get into the car through the windows but is then trapped.  This makes what ever the place might be, a greenhouse, a car, a building, or the earth’s atmosphere, hotter.  This diagram shows the heat coming into a car as visible light (light you can see) and infrared light (heat).  Once the light is inside the car, it is trapped and the heat builds up, just like it does in the earth’s atmosphere.
Sometimes the temperature can change in a way that helps us.  The greenhouse effect makes the earth appropriate for people to live on.  Without it, the earth would be freezing, or on the other hand it would be burning hot.  It would be freezing at night because the sun would be down.  We would not get the sun’s heat and light to make the night somewhat warm.  During the day, especially during the summer, it would be burning because the sun would be up with no atmosphere to filter it, so people, plants, and animals would be exposed to all the light and heat.
Although the greenhouse effect makes the earth able to have people living on it, if there gets to be too many gases, the earth can get unusually warmer, and many plants, animals, and people will die.  They would die because there would be less food (plants like corn, wheat, and other vegetables and fruits).  This would happen because the plants would not be able to take the heat.  This would cause us to have less food to eat, but it would also limit the food that animals have.  With less food, like grass, for the animals that we need to survive (like cows) we would even have less food.  Gradually, people, plants, and animals would all die of hunger.