Pembangunan
Ekonomi Regional
Pertumbuhan ekonomi regional merupakan suatu
proses pemerintah daerah dan masyarakat dalam mengelola sumberdaya yang ada
untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang pertumbuhan (Arsyad, 1999).
Dalam analisis pertumbuhan ekonomi regional, unsur
regional atau wilayah sudah pasti dimasukan dalam analisisnya. Wilayah yang
dimaksud dapat berbentuk provinsi, kabupaten atau kota. Target pertumbuhan
ekonomi antara satu wilayah dengan wilayah yang lain tentu saja berbeda, hal
ini dikarenakan potensi ekonomi di wilayah berbeda-beda sehingga kebijakan
pemerintah untuk mengaturnya pun juga berbeda, disesuaikan dengan potensi di
setiap wilayah.
Dalam konteks regional, kesejahteraan masyarakat tersebut diukur melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita. |
Menurut Sadono Sukirno (2010), pertumbuhan ekonomi yang
diukur melalui PDRB per kapita tersebut sangat ditentukan oleh beberapa faktor,
antara lain :
1. Tanah dan Kekayaan Alam Lainnya
Kekayaan alam akan mempermudah usaha untuk mengembangkan
perekonomian suatu negara, terutama pada masamasa permulaan dari proses
pertumbuhan ekonomi.
2. Jumlah dan Mutu Dari Penduduk dan Angkatan Kerja
Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi
pendorong maupun penghambat pertumbuhan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan
memperbesar jumlah angkatan kerja, dan penambahan tersebut dapat memberbesar
peningkatan produksi dan jasa.
|
3. Barang-Barang Modal
Kapital adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung
maupun tidak langsung dalam produksi untuk menambah output. Lebih khusus dapat
dikatakan bahwa kapital terdiri dari barang-barang yang dibuat untuk penggunaan
produksi pada masa yang akan datang.
4. Tingkat Teknologi
Teknologi merupakan cara mengolah atau menghasilkan barang
dan jasa tertentu agar memiliki nilai tambah. Teknologi mempunyai hubungan
dengan inovasi, yaitu penemuan baru yang telah diterapkan dalam proses
produksi, seperti menemukan daerah pemasaran baru, menemukan komoditi baru, menemukan
cara kerja produksi baru dan sebagainya.
5. Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat
Sistem sosial dan sikap masyarakat dapat menjadi penghambat
yang serius dalam pertumbuhan ekonomi. Adat istiadat dan sikap tradisional
dapat menghambat masyarakat untuk menggunakan cara produksi yang lebih.
Sumber:
Trias Fajar Novianto, Analisis Pengaruh Pendapatan Asli
Daerah, Investasi dan Angkatan Kerja Terhadap Pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa
Tengah Tahun 1992-2011, Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro Tahun 2013
http://abstraksiekonomi.blogspot.com/2013/08/konsep-dan-definisi-pertumbuhan-ekonomi_31.html
Pembangunan Ekonomi
Regional
Perkembangan teori ekonomi pertumbuhan dan meningkatnya
ketersediaan data daerah mendorong meningkatnya perhatian terhadap
ketidakmerataan pertumbuhan daerah. Teori ekonomi pertumbuhan dimulai oleh
Robert Solow yang dikenal dengan Model pertumbuhan neo-klasik. Dan beberapa
ahli ekonomi Amerika mulai menggunakan teori pertumbuhan tersebut dengan menggunakan
data-data daerah.
Untuk melihat ketidaknmerataan pertumbuhan regional dapat
ditentukan dengan beberapa cara. Secara umum dalam menghitung pertumbuhan
dengan;
1. pertumbuhan output;
2. pertumbuhan output per pekerja; dan,
3. pertumbuhan output perkapita. Pertumbuhan
output digunakan untuk mengetahui indikator kapasitas produksi. Pertumbuhan
output per pekerja seringkali digunakan untuk mengetahui indikator dari
perubahan tingkat kompetitifitas daerah, sedangkan pertumbuhan output perkapita
digunakan sebagai indikator perubahan dari kesejahteraan.
http://lihannoor.blogspot.com/2011/05/pembangunan-ekonomi-regional.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar