PERUBAHAN
STRUKTUR EKONOMI
Pembangunan ekonomi jangka panjang
dengan pertumbuhan PDB akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur
ekonomi, dari ekonomi tradisional dengan pertanian sebagai sektor utama ke
ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor nonprimer, khususnya industri
manufaktur dengan increasing returns to scale (relasi positif antara
pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis sebagai motor
utama penggerak pertumbuhan ekonomi (Weiss, 1988).
Ada kecenderungan bahwa semakin tinggi
laju pertumbuhan ekonomi yang akan membuat semakin tinggi pendapatan masyarakat
per-kapita, semakin cepat perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi
faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti manusia (tenaga
kerja), bahan baku, dan teknologi tersedia.
Teori perubahan struktual
menitikberatkan pembahasan pada mekanisme transformasi ekonomi yang dialami
oleh NSB, yang semula lebih bersifat subsistens dan menitikberatkan pada sektor
pertanian menuju ke struktur perekonomian yang lebih modern, yang didominasi
oleh sektor-sektor nonprimer. Ada dua teori utama yang umum digunakan dalam
menganalisis perubahan struktur ekonomi, yakni dari Arthur Lewis (teori
migrasi) dan Hollis Chenery (teori transformasi struktual).
Teori Lewis pada dasarnya membahas
proses pembangunan ekonomi yang terjadi di perdesaan dan di perkotaan. Dalam
teorinya, mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi
menjadi 2, yaitu perekonomian tradisional di perdesaan yang didominasi oleh
sektor pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai
sektor utama.
Kerangka pemikiran teori
Chenery pada dasarnya sama seperti di model Lewis. Teori Chenery, dikenal
dengan teori pattern of development, memfokuskan pada perubahan struktur
dalam tahapan proses perubahan ekonomi di NSB, yang mengalami transformasi dari
pertanian tradisional (subsistens) ke sektor industri sebagai mesin penggerak
utama pertumbuhan ekonomi.
Kenaikan produksi sektor industri
manufaktur dinyatakan sama besarnya dengan jumlah dari 4 faktor berikut :
a) Kenaikan permintaan domestik,
yang memuat permintaan langsung untuk produk industri manufaktur plus efek
tidak langsung dari kenaikan permintaan domestik untuk produk sektor-sektor
lainnya terhadap sektor industri manufaktur.
b) Perluasan ekspor (pertumbuhan
dan diversivikasi) atau efek total dari kenaikan jumlah ekspor tehadap produk
industri manufaktur.
c) Subsitusi impor atau efek total
dari kenaikan proporsi permintaan disetiap sektor yang dipenuhi lewat produksi
domestik terhadap output industri manufaktur.
d)Perubahan teknologi atau efek total
dari perubahan koefisien input-output didalam perekonomian akibat kenaikan upah
dan tingkat pendapatan terhadap sektor industri manufaktur.
Didalam kelompok negara-negara sedang
berkembang (NSB), banyak negara yang juga mengalami transisi ekonomi yang
sangat pesat dalam tiga dekade terakhir ini, walaupun pola dan prosesnya
berbeda antarnegara.
Variasi ini disebabkan oleh perbedaan
antarnegara dalam sejumlah faktor internal seperti berikut:
a) Kondisi dan struktur awal
ekonomi dalam negeri (basis ekonomi)
Suatu negara yang pada awal pembangunan
ekonomi/industrialisasinya sudah memiliki industri-industri dasar yang relatif
kuat akan mengalami proses industrialisasi yang lebih cepat/pesat dibandingkan
dengan negara yang hanya memiliki industri-industri ringan.
b) Besarnya pasar dalam
negeri
Besarnya pasar domestik ditentukan oleh
kombinasi antara jumlah populasi dan tingkatan pendapatan rill per-kapita.
Pasar dalam negeri yang besar merupakan salah satu faktor intensif bagi
pertumbuhan kegiatan ekonomi, termasuk industri, karena menjamin adanya skala
ekonomis dan efisiensi dalam proses produksi (dengan asumsi bahwa faktor-faktor
penentu lainnya mendukung).
c) Pola distribusi pendapatan
Faktor ini sangat mendukung faktor pasar
diatas. Walaupun tingkat pendapatan rata-rata per-kapita naik pesat, tetapi
kalau distribusinya pincang maka kenaikan pendapatan tersebut tidak terlalu berarti
bagi pertumbuhan industri-industri selain industri-industri yang membuat
barang-barang sederhana, seperti makanan, minuman, sepatu, dan pakaian jadi
(tekstil).
d) Karakteristik dan
industrialisasi
Misalnya, cara pelaksanaan atau strategi
pengembangan industri yang diterapkan, jenis industri yang diunggulkan, pola
pembangunan industri, dan insentif yang diberikan. Aspek-aspek ini biasanya
berbeda antarnegara yang menghasilkan pola industrialisasi yang juga berbeda
antarnegara.
e) Keberadaan SDA
Ada kecenderungan bahwa negara yang kaya
akan SDA mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah atau terlambat
melakukan industrialisasi atau tidak berhasil melakukan diversivikasi ekonomi
(perubahan struktur) daripada negara yang miskin SDA.
f) Kebijakan
perdagangan luar negeri
Fakta menunjukan bahwa di negara yang
menerapkan kebijakan ekonomi tertutup (inward looking), pola dan hasil
industrialisasinya berbeda dibandingkan dengan negara yang menerapkan kebijakan
ekonomi terbuka (outward looking).
Dr.
Tulus T.H. Tambunan, Perekonomian Indonesia
Penerbit
Ghalia Indonesia (April 2009)
PERUBAHAN
STRUKTUR EKONOMI
https://meilina03.wordpress.com/2013/04/06/perubahan-struktur-ekonomi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar