Pertumbuhan Kesenjangan
dan Kemiskinan
a) Pertumbuhan kesenjangan
Hubungan
antara tingkat kesenjangan pendapatan dengan pertumbuhan ekonomi dapat
dijelaskan dengan Kuznet Hypothesis. Hipotesis ini berawal dari pertumbuhan
ekonomi (berasal dari tingkat pendapatan yang rendah berasosiasi dalam suatu
masyarakat agraris pada tingkat awal) yang pada mulanya menaik pada tingkat
kesenjangan pendapatan rendah hingga pada suatu tingkat pertumbuhan tertentu
selanjutnya kembali menurun. Indikasi yang digambarkan oleh Kuznet didasarkan
pada riset dengan menggunakan data time series terhadap indikator kesenjangan
Negara Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat.
Pemikiran
tentang mekanisme yang terjadi pada phenomena “Kuznet” bermula dari transfer
yang berasal dari sektor tenaga kerja dengan produktivitas rendah (dan tingkat
kesenjangan pendapatannya rendah), ke sektor yang mempunyai produktivitas
tinggi (dan tingkat kesenjangan menengah). Dengan adanya kesenjangan antar
sektor maka secara subtansial dapat menaikan kesenjangan diantara tenaga kerja
yang bekerja pada masing-masing sektor (Ferreira, 1999, 4).
Versi
dinamis dari Kuznet Hypothesis, menyebutkan kan bahwa kecepatan pertumbuhan
ekonomi dalam beberapa tahun (dasawarsa) memberikan indikasi naiknya tingkat
kesenjangan pendapatan dengan memperhatikan initial level of income (Deininger
& Squire, 1996). Periode pertumbuhan ekonomi yang hampir merata sering
berasosiasi dengan kenaikan kesenjangan pendapatan yang menurun.
b)
Kemiskinan
Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,
ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan
masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan
komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif,
dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan
dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
•
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan
sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti
ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
•
Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal
ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan
dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan
tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
•
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna
"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik
dan ekonomi di seluruh dunia.
Faktor
– Faktor Penyebab Kemiskinan
Faktor
penyebab kemiskinan banyak dihubungkan dengan :
1.
Penyebab individual atau patologis yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku pilihan atau kemampuan dari si miskin
2.
Penyebab keluarga yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga
3.
Penyebab sub-budaya (subcultural) yang menghubungkan kemiskinan dengan
kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar
4.
Penyebab agensi yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain,
termasuk perang, pemerintah dan ekonomi
5.
Penyebab structural yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil
dari struktur sosial.
Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah
sebagai akibat dari kemalasan namun di Amerika Serikat ( Negara terkaya
perkapita di dunia) misalnya memilikinya memiliki jutaan masyarakat yang
diistilahkan sebagai pekerja miskin yaitu orang yang tidak sejahtera atau
rencana bantuan publik namun masih gagal melewati batas kemiskinan.
http://restuoctavianus.blogspot.com/2011/04/pertumbuhan-kesenjangan-dan-kemiskinan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar